Senin, 17 Oktober 2016

LUKISAN TAKDIR PENGUKIR JATI DIRI



“ Meremehkan lalu diremehkan, menghina lalu dihina, menyakiti lalu disakiti “

begitulah orang – orang menganggap kehidupannya secara alami mengalami rotasi dan revolusi bak bumi yang mengitari matahari dan porosnya.
Namun, pernahkah anda berpikir bahwa kendali akan poros itu berada dalam genggaman tangan anda sendiri dan Tuhan adalah pemulus jalan yang dirimu pilih sendiri ? pernahkah kamu berpikir untuk mengambil kesempatan untuk berambisi dalam mewujudkan mimpi pasif yang berakhir semu ?
Kebanyakan orang beranggapan bahwa hidup adalah sebuah kisah drama yang telah diuntai dengan indah dalam kisah bertajuk takdir kehidupan, drama yang tak tahu kapan akhirnya maka hanya perlu ditonton dan dinikmati layaknya air yang mengalir tenang.
Tuhan memang telah menggariskan kisah hidup bagi tiap insan penghuni bumi, namun garis itu hanyalah sebuah garis lurus yang dapat kita ubah menjadi bentuk – bentuk yang lebih cantik dengan lukisan tangan kita sendiri. Ini bukan berarti kita telah berdosa besar dengan menyalahi takdir. Tidak. Kita hanya berusaha menemukan makna dari lukisan abstrak yang bernama jati diri. Manusia yang digarisi takdir pada akhirnya akan menjadi dilema akan siapakah dirinya, inilah penyebab anak – anak remaja menjadi labil dan mudah terpengaruh sebab mereka tengah dipuncak dilema menemukan siapakah sosok mereka sebenarnya.
Jadi, sebagai makhluk teristimewa yang dikaruniai akal sehat dan kecerdasan bukankah kita patut berbangga diri dengan berusaha keras merenggut mimpi – mimpi dan impian pasif yang sering terngiang dalam memori.
Nafikan rasa pesimis, bangkitkan ambisi positif dan optimisme meraih cita sembari merunduk, berdoa mengharap ridho sang pengukir takdir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar